9 Jan 2019

Sudut Pandang eps 1 - Tentang Beropini



picture from: tirto.id "ilustrasi ujaran kebenian. foto/iStock"


Hello from the other side! Kali ini aku bakalan mencoba memberikan sentuhan baru dalam penulisanku, #Sudutpandang. Hehe. Well, guys. Pada bagian pertama ini, aku bakalan sharing pandanganku tentang beropini. Topik ini tiba-tiba muncul di benakku ketika habis menonton beberapa videonya Gitasav. Aku sudah memerhatikan diam-diam bagaimana seorang Gitasav beropini tentang segala hal. Pemikirannya yang cukup kritis, gaya penyampaiannya yang menurutku asik dan tak nyentrik membuat gitasav disukai banyak orang. 

Di zaman yang serba digital ini, kita dimudahkan memperoleh berbagai macam informasi. Segala isu di tanah air bisa kita ketahui lewat sosial media yang kita punya. Adanya sosial media memicu masyarakat untuk beropini sebebas-bebasnya. Lagi pula, kebebasan beropini di dunia maya pun dibentengi UUD pasal 28E ayat 3 dan UU ITE. Tidak ada yang salah dalam beropini, iya kan? Namun, terkadang kebebasan ini malah disalahartikan bagi sebagian warganet atau biasa dikenal Netizen. Kebebasan beropini tersebut kadang diciderai dan malah menyimpang dari norma dan moral yang berlaku di masyarakat, hate speech contohnya. Komentar negatif terhadap sesuatu yang menjadi isu di tengah masyarakat melukai makna kebebasan beropini itu sendiri. 

Pemikiran superior terhadap diri sendiri adalah buah dari kebebasan beropini. Netizen selalu ingin terlihat lebih dalam segala hal dibandingkan netizen lainnya. Mereka ingin terlihat lebih intelek dengan menanggapi berbagai kasus hangat yang sedang terjadi. Mereka ingin menunjukkan superiornya dalam hal nurani dan moral dengan berkomentar atau memposting sesuatu yang bernilai kemanusiaan, dsb dsb. Tidak salah, sungguh tidak ada yang salah. Itu hak mereka. Itu hak kita. Namun, pemikiran superior yang berlebihan tersebut dapat menjadi boomerang bagi kita. Jati diri dan kualitas kita digadaikan karena ingin terlihat superior di dunia maya. Meskipun tak ada niat untuk terlihat superior, nyatanya pemikiran tersebut alami muncul tanpa disadari. 

Beropini itu sangat dibolehkan. Kita punya kebebasan untuk menyuarakan pendapat kita. Pun jika ada yang mengkritik dan menghakimi atas opini kita, mereka tak berhak melakukannya. Karena kembali lagi, itu hanyalah sebuah opini. Dalam beropini, tak ada yang salah, pun dikatakan tak benar juga tidak masalah karena opini hanyalah sudut pandang. Sudut pandang orang dalam melihat suatu masalah tentu berbeda. Itulah asiknya beropini. Namun, tentu, jangan asal beropini, perlu adanya pengamatan/observasi sebelum kita melontarkan pendapat kita terhadap sesuatu hal. Dan jangan lupa, jadilah netizen yang bijak beropini! Sekian sudut pandang eps 1 dariku tentang beropini, tunggu episode selanjutnya!

Salam hangat.

0 komentar:

Posting Komentar