31 Des 2019

Throw Back

2 komentar

It’d been a long time aku ga bertengger di blogku ini. Keasikan bikin podcast dan juga dengan dunia kerja membuatku melupakan sesuatu yang berharga dan telah ku bangun cukup lama di sini. Jadi, kamu apa kabar?

Ada beberapa hal yang ingin ku bagikan dan ingin ku ingat bersamamu. Kala itu, awal tahun 2019 menjadi bulan di mana diriku tidak produktif samsek. Yakin tidak produktif sama sekali? kayaknya tidak juga ya, karena selagi menunggu pengumuman penempatan, aku menghabiskan waktu denganmu di sini, benar tidak? Ada banyak memori yang ku tuangkan dalam bentuk tulisan di laman ini. Tapi tetap saja, aku masih ada hutang pada seseorang untuk menuliskan tentang perjalanan ke Ancol. Haha kalo diingat-ingat, rasanya waktu cepat berlalu dan cepat juga mengubah seseorang ya. Hari-hari ku biasa saja sampai akhirnya pengumuman ojt beredar. Aku bertemu dengan adik-adik yang sangat manis dan penuh semangat untuk belajar. Ada ainun, fahmi, Renzo, thea, melly, nadya, vira, anggi, ayin dan terakhir ida. Tunggu, ida bukan adik, dia seumuranku atau bahkan kayaknya lebih tua dari ku hahah. Awalnya, aku sangat bahagia dan sudah membayangkan kami akan bersama setidaknya sebelum ada yang tugas belajar. Tapi ternyata perpisahan lebih cepat dari itu, hanya satu bulan aku dan mereka dapat bersama. Selebihnya aku dimutasi, ya walaupun hanya berbeda lantai, tetap saja rasanya sudah berbeda. Apalagi kami sudah dibebani tanggung jawab soal tusi masing-masing. Jelas akan susah mencari waktu untuk becengkrama.

Penempatan pertama langsung di eselon 2, hmm agak sedikit kaget tapi lama kelamaan aku mulai menikmati di sini. Ya walaupun banyak pegawai yang sudah nikah, tetap saja aku tak begitu merasa terasingkan. Toh mereka juga ramah-ramah dan memiliki selera humor yang sangat baik.
Ingat ga, aku pernah cerita juga kalo aku kemarin pergi ke Yogya,loh. Tentu bukan untuk liburan seperti tahun 2017 kemarin. Aku ke sana untuk ikut latsar cpns. Hahaha. Beruntung skali rasanya diklat di sana, tidak banyak tindakan atau hukuman yang kami terima, para pelatih dan penyelenggaranya pun baik-baik. Aku juga bertemu dengan teman-teman dari berbagai instansi. Ya, semenyenangkan itu memang. Nanti, aku coba perlihatkan kepadamu foto-fotonya yah, barangkali ada yang kamu taksir sama temeen-temenku itu haha. Tapi, hati-hati sudah banyak warna merah loh alias sudah ada yang punya >< yah, tapi sebelum janur kuning melengkung, kamu bisa menikung hahaha.

Eh iya, aku kayaknya lupa cerita soal ulang tahun ku ya? Agustus kemarin ada seseorang yang menemuiku di Palembang. Ah kayaknya kamu udah tau dong siapa dia, kan aku pernah cerita ke kamu tentang dia. Entah kenapa, senyum dan tawaku lepas sekali saat itu, seakan tidak ada beban. Tapi, rasanya waktu sangat singkat. Entah karena memang kami banyak melakukan hal produktif atau memang sepertinya weekend itu selalu terasa singkat ya? Hahaha. Dan yang penting, aku berterima kasih kepada seseorang itu telah mengukir senyuman di saat ulang  tahunku.

Ah, kamu tau kan kalo aku udah bikin podcast? Bincang sabtu, namanya. Nanti, kalo gabut, kamu bisa dengerin ocehanku itu. Ya, beberapa bulan terakhir aku menemukan wadah yang tepat untuk menuangkan segala apa yang aku pikirkan. Tapi, sepertinya, aku mulai kepedean bahwa banyak yang suka sama podcastku itu. Padahal, pendengarnya bisa dihitung jari atau bahkan bisa ku tebak siapa saja. Aku sempat hopeless sama project ku itu, ya temanku memberiku dukungan memang. Tapi ya mau gimana kalo belum bisa banyak didengar orang, belum bermanfaat bagi orang atau belum menyentuh hati orang? Awalnya aku berpikir, tak mengapa tak ada feedback dalam menulis atau membuat podcast, tapi rasanya lama kelamaan ada hal yang mengganjal di hatiku. Bukankah aku membuat ini agar bisa menjadi manfaat bagi orang lain juga? Bagaimana aku tahu kalo sudah ada manfaatnya? Ya dengan adanya feedback tersebut. Tapi, yasudahlah mungkin akan ku pikirkan lagi tentang kelanjutan podcastku itu

Ada banyak hal yang sudah ku lewati. Mungkin tak terhitung lagi ada berapa banyak keringat dan air mata yang diam-diam aku sembunyikan lewat malam yang hening dan bantal yang menutupi wajahku. “Tidak apa-apa” seprtinya menjadi kalimat andalanku padahal sebenarnya kalimat itu adalah sebuah kebohongan. Aku berpikir, dengan mengucap kalimat itu, semua orang di dekatku tidak akan merasa sakit. Ya ternyata malah jadi boomerang, ya?

Terimakasih ya, 2019. Walau aku tidak membuat resolusi yang ciamik saat itu, tapi kamu sangat berkesan dan mengajarkan aku dari sisi emosional.

Semoga, aku bisa melanjutkan hal-hal yang bahagia dan menakjubkan nantinya. Saatnya, aku menutup  jurnal tahun ini.

Salam hangat, Agustine.