26 Feb 2017

57 of 365

3 komentar
"Tahun baru bukanlah ajang berlomba-lomba resolusi.. tapi tentang peremajaan diri menjadi sosok yang lebih baik lagi dengan resolusi sebagai katalisatornya." 



       Welcome to the new stories. 
Terlalu sibuk dengan perkuliahan dan liburan membuatku melupakan blog yang sudah lama tidak terjamah ini. hahaha. Harusnya menjadi kebiasaanku menuliskan evaluasi terhadap tahun yang sudah berlalu dan membuat resolusi untuk tahun yang sedang akan dijalani. Ah, sebenarnya aku selalu mengevaluasi diri ketika pergantian tahun hijriyah, bukan tahun masehi. Tapi, aku hanya ingin menulis saja. dan ini tidak ada kaitannya dengan 'mengikuti' budaya orang non muslim. perlu ditekankan lagi juga, aku tidak merayakan tahun baru masehi. sama sekali tak terpikirkan olehku untuk mengikuti itu hahaha. topik tahun baru ini hanyalah topik untuk mengisi blogku yang sudah sangat lama tak tersentuh. kondisiku kemarin sedang berada dalam keadaan malas menulis membuatku enggan menyentuh laptop barang sebentar (entahlah setan apa yang merasukki itu). Mendekati penghujung tahun 2016, banyak orang di sekitarku mengumpat tentang apa yang telah dilalui pada tahun 2016. Lucu rasanya melihat orang menyumpahi tahun yang pada dasarnya bukan menjadi penyebab (gagalnya) kita. Sudah pasti dalam satu tahun tersebut, kita tidak selalu dalam kondisi yang sama terus menerus, adakalanya kita sedih karena hal-hal yang tidak sesuai prediksi atau bahagia karena tercapainya beberapa resolusi. itulah kehidupan. Allah SWT memberikan warna pada kehidupan kita. Sedih, Bahagia, Kecewa, Putus asa merupakan warna dari kehidupan kita. Ibarat pelangi setelah hujan, pun bahagia akan datang setelah kesedihan. Semuanya ada mutualismenya. Sudut pandang orang berbeda-beda, beban hidup juga berbeda-beda. Namun bukan berarti Allah SWT memberikan cobaan yang tidak sepadan dengan kemampuan kita. Cobaan yang terasa berat seringkali mengaburkan pandangan kita sehingga kita mengutuk hal yang semestinya tidak kita lakukan (Re:menyalahkan tahun sebagai tahun terburuk, dll). Padahal hal tsb sangatlah tidak benar. Tahun itu bukan tempatnya kita menggantungkan harapan. Jadi, tahun tidak bisa kita salahkan. Salahkanlah dirimu yang tidak memberikan yang terbaik dalam setiap momen yang ada. 

  Aku pribadi sangat menikmati dan mensyukuri hal-hal yang terjadi padaku di tahun 2016. Meski resolusi yang tercapai sangat jauh dari harapan, namun aku tetap mensyukurinya. Bahkan ada hal-hal baik yang tidak masuk dalam resolusiku namun terjadi padaku. Aku menyadari bahwa bukan seberapa banyak resolusimu, namun seberapa besar kualitas dirimu untuk mewujudkan resolusimu. Percuma kita membuat banyak resolusi yang cemerlang namun kita tidak dapat melaksanakannya. 2016 ku penuh dengan warna. Kesedihan dan kebahagiaan melebur menjadi satu sehingga yang ku rasakan berpadu menjadi hal yang sangat indah dan enggan ku lupakan. Meski target berlatih gitarku masih gagal, gadget addictku belum berkurang, sifat pemaluku lumayan menghilang namun aku masih saja single  dan baperan (eh. wkwkw). Alhamdulillah di penghujung lembaran terakhir, aku bisa kumpul full team sama keluargaku.. mengingat dua orang kakakku sudah pada berkeluarga sehingaa untuk mengatur jadwal kumpul bersama pun susah. Apalagi setelah aku lulus kuliah, kerja dan menikah, aku tidak bisa membayangkan betapa sepinya rumahku yang hanya diisi oleh papa dan mamaku saja. Yah. Hangatnya keluarga masih menjadi hal terbaik di catatan perjalananku selama tahun itu.

  Hari ini tepat pada lembar ke 57 of 365 di tahun 2017. Aku bertanya-tanya apa aja sih yang sudah aku lakuin selama 57 hari ini....? Bulan Januari menjadi momen yang menegangkan bagiku.. karena tepat pada ujian akhir semester gasal. Sedikit kerisauan muncul, namun untungnya doa orang di sekelilingku dan orang tuaku menghapuskan kerisauan itu. Bulan Januari menjadi bulan yang terpaksa  produktif bagiku. wkwk. Karena mau ga mau, harus belajar buat UAS. Sedangkan bulan Februari menjadi bulan yang tidak terlalu produktif, sebab liburan UASku hanya menonton drama, kumpul sama keluarga&teman dan tidak mengerjakan apa-apa yang menjadi target resolusiku tsb. Sangat disayangkan, kenapa bisa aku belum mulai menajalankan resolusiku huhu. Jujur, mengenai resolusi, sebenernya aku memiliki cukup banyak resolusi. Mana lagi, aku ada reading-challenge sama seseorang sih. Aku sangat terbantu dengan adanya reading-challenge itu, sebab salah satu resolusiku ialah membaca buku bermanfaat 2 Minggu sekali huehue. Makanya aku bilang, sangat berfaedah sekali reading-challengenya. Terimakasih ya a' (aa' palak lu peyang).   Untuk seluruh resolusinya, aku akan menjalankannya mulai maret nanti. Mengingat 2 bulan terakhir ini, aku cukup disibukkan dengan liburan dan uas wkwkw. Sejauh ini, 57 hariku cukup membuatku berkesan dan menguras tenaga dan pikiranku, asheeek.  Semoga 308 days berikutnya akan memberikan banyak kesan yang indah dan seluruh target resolusiku tercapai. Doakan supaya bisa melaksanakan resolusinya... doakan  juga supaya bisa jadi makmummu ntar eh :')) Semoga semangat menjalankan resolusi tidak berkurang hingga akhir. Semoga akan selalu ada hal-hal baik terjadi meski tidak ada dalam resolusi. Mari bebenah diri wujudkan pribadi yang lebih baik, dengan resolusi sebagai katalisatornya. :)
.


Agustine
Bintaro, 26 Februari 2017