2 Jun 2020

Kelola Finansial Secara Bijak untuk Millenial

5 komentar

Hai millenials! Berbicara tentang keuangan pasti ga lepas ngomongin tentang gimana sih caranya mengelola keuangan dengan bijak. Aku yakin banget generasi millenials saat ini punya banyak cara kreatif untuk mengelola finansialnya entah itu seperti bikin Rencana Anggaran sendiri setiap bulannya atau mendownload aplikasi yang tersedia sebagai alat kontrol keuangannya. Bahasan tentang Kelola Finansial untuk Millenial ini tentu memiliki spektrum yang luas, maka dari itu aku mau ngebahas secara khusus mengenai cara mengelola keuangan ala millenial yang sudah punya pekerjaan tetap. So let's check it out!

1. Kenali Sumber Penghasilanmu

Ini sih dasar banget buat kalian ketahui agar alokasi pengeluaran kalian bisa optimal dan tepat sasaran. Secara umum, pendapatan itu ada tiga yakni pendapatan aktif, pendapatan pasif dan pendapatan atas investasi.  Pendapatan aktif adalah penghasilan yang diterima atas pekerjaan yang dilakukan dan rutin setiap bulannya. Pendapatan pasif adalah penghasilan yang diperoleh selain dari pekerjaan utamanya misalnya sewa koskosan dll. Pendapatan atas investasi adalah penghasilan yang didapatkan atas keuntungan dari investasi yang dilakukannya. Nah, setelah mengetahui sumber penghasilan kalian dari mana aja, kalian akan gampang mengalokasikannya secara maksimal. Pendapatan yang diterima harus jelas ditujukan untuk pos pos pengeluaran yang sudah dianggarkan sebelumnya. Misalnya anggaran pendidikan anak dialokasikan dari hasil keuntungan investasi yang dilakukannya dan lain sebagainya. Dengan mengetahui sumber penghasilan yang kita miliki, kita bisa mengontrol pengeluaran kita. Namun, tak jarang juga karena sumber penghasilan kita banyak, kita jadi kebablasan alias lupa untuk mengelola uang yang dipunya. Oleh sebab itu, mengelola keuangan ga hanya tentang angka tapi juga menahan diri dari hasrat sesaat.

2. Buat List Pengeluaran

Dulu pas awal-awal kerja dan nerima gaji, aku tuh rutin banget bikin daftar pengeluaran beserta penghasilan yg aku terima lewat ms excel. Ga cuma itu, aku juga bikin jurnal dan posting ke ledger macan akuntan wkwk (gadeng kalo ini boong). Tapi karena virus mager menyerangku, akhirnya ku beralih menggunakan aplikasi money lover yang bisa kalian download di play store atau aplikasi lainnya yang sejenis. Namun, yang ingin ku tegaskan adalah kalo kalian ingin menggunakan aplikasi itu sebagai alat bantu kalian dalam mengatur keuangan kalian, ya kalian harus konsisten untuk menginput data-data yang dibutuhkan agar di akhir bulan kalian bisa lihat proyeksi kondisi keuangan kalian seperti apa. Sebenarnya, tanpa harus download aplikasi atau bikin Rencana Anggaran yang komplit sampe bikin laporan arus kas dll itu, kalian tetap bisa kok atur finansial kalian dengan membuat coretan sederhana tentang penghasilan dan daftar pengeluaran kalian. Fyi, biasanya aku menggolongkan daftar pengeluaran menjadi tiga jenis yakni pengeluaran rutin yang wajib, pengeluaran non rutin tapi wajib dan pengeluaran tak terduga. Misalnya skincare. Bagiku skincare termasuk ke dalam pos pengeluaran non rutin tapi wajib, karena aku biasanya ngeluarin uang untuk skincare kurang lebih tiga atau empat bulan sekali, ga tentu kapan tapi sifatnya wajib. Kalo kalian merasa kesulitan bikin daftar pengeluarannya secara detail, kalian bisa bikin alokasi pengeluaran tersebut berdasarkan persentase. Tapi aku tetap menyarankan kalian untuk breakdown jenis pengeluaran kalian secara detail agar kalian jelas uangnya lari ke mana saja dan untuk hal yang memang dibutuhkan atau tidak. Persentase itu cuman jadi support system kalian dalam merencanakan keuangan. Aku pribadi biasanya menganggarkan pengeluaran untuk kebutuhanku itu sekitar 30-40% dari penghasilanku dan itu sudah sangat maksimal. Persentase yang ku buat itu pastinya sudah ku adjust dulu sama kebutuhanku yang harus dipenuhi selama satu bulan itu. Berhubung aku masih tinggal sama orang tua dan kerja pun di homebase, makanya pengeluaranku tidak sebesar teman-temanku yang hidup merantau. Pokoknya kalo pengeluaran kalian melebihi batas persentase yang telah kalian sepakati sendiri, maka pasti ada kesalahan dalam pengelolaannya. Ingat lagi ya bahwa persentase pengeluaran itu bergantung dari kebutuhan masing-masing, bisa jadi kebutuhan kalian lebih gede ketimbang aku atau sebaliknya. Maka dari itu, penting bagi kalian untuk mengetahui pengeluaran kalian apa saja, breakdown dan sebisa mungkin bikin rincian tentang hal-hal apa saja yang masuk dalam kebutuhan kalian.

3. Alokasikan Dana untuk Saving dan Investing

Nah, setelah kalian bikin daftar pengeluaran untuk setiap bulannya, sisa dari pendapatan yang diterima itu alokasikan untuk Saving dan Investing. contoh seperti aku tadi ya, pengeluaranku itu sebesar 40% dari penghasilan, maka tersisa 60%. Dari 60% itu aku alokasikan lagi untuk Saving 45% dan 15% untuk Investing. Saving dan Investing adalah hal yang penting gaes jangan sampe kalian terlena dengan keinginan sesaat kalian sehingga kalian melupakan pentingnya menabung dan berinvestasi. Tapi, kalo boleh jujur, aku sendiri belum coba investasi sih. Jadi sisa uangku itu larinya ke Saving semua. Alasan kenapa aku belum mau investasi ya karena aku punya keinginan untuk punya tabungan di batasan threshold tertentu dulu. Dan jika dana saving ku sudah melebihi batas threshold nya, baru deh aku mau investasi. Sebenarnya ini keputusan pribadi masing-masing sih ya. Temen-temenku pun di umur segini udah banyak yang main saham sebagai bentuk wujud investasi itu. Pun nantinya jika waktu ku sudah tepat untuk berinvestasi, ya sepertinya aku mungkin akan berinvestasi di benda-benda yang berwujud bukan semacam saham dll.

4. Siapkan Pos Dana Darurat

Dana darurat adalah hal yang amat penting untuk kalian persiapkan sebagai upaya meminimalisir resiko yang tak diinginkan terjadi di masa depan, contohnya adalah adanya pandemik covid - 19. Kita tak tahu di masa depan akan seperti apa dan bagaimana. jika kita tidak hati-hati dalam mengelola keuangan ya pasti akan jadi boomerang bagi kita sendiri nantinya. Aku pribadi sih masih memasukkan pos dana darurat ke dalam Saving. Tapi aku punya perhitungan sendiri berapa jumlah dana darurat yang tersimpan di dalam pos savingku itu. Jadi, terkait dana darurat ini kembali ke diri masing-masing mau menganggarkan seperti apa. Bisa juga kita memilih sebagian dana investasi kita dialokasikan untuk dana darurat.

5. Ngutang? Coba Pikir lagi deh

Ga ada yang ngelarang buat ngutang kok, tapi kalo bisa dihindari ya kenapa engga kan? Kenapa sih kita bisa sampe ngutang? Alasannya karena sumber pendapatan kita tidak cukup untuk mengakomodir seluruh pengeluaran kita entah karena kita punya banyak kebutuhan atau sebenernya pos pengeluaran kita itu sudah bercampur baur dengan segudang keinginan kita. Maka dari itu, kita harus mengontrol apabila 'kenginan kita' ikut mendominasi dalam pos pengeluaran kita. Tuntutan gaya hidup bikin kita jadi keki sehingga banyak keinginan yang harus diwujudkan padahal yang paling penting adalah kebutuhan ya kan? Jadi daripada nantinya kalian ngutang terus menerus, mending perbaiki cara kalian mengelola keuangan okay!

6. Stop Laper Mata dan Belanja Hahahihi

Aku tau banget hal tersulit untuk nabung adalah nahan godaan dari belanja alias shopping Wkwk. Apalagi saat ini e commerce meraja lela bikin kita jadi lebih gampang banget ngabisin duit cuman dengan surfing di internet. Liat barang lucu dikit, check out. Ketemu barang yang murah, check out. Padahal kalo dipikir-pikir kalian ga benar-benar membutuhkannya, ya ga sih? Terus, e commercenya juga sering banget ngasih diskon besar-besaran kayak gratis ongkir, flash sale dan masih banyak lainnya. Duh bikin ngiler banget emang. Tapi, disini lah kerasionalan diri kita diuji. Sebenernya ga ada yang mempermasalahkan jika kalian mau membeli barang yang diinginkan asalkan kalian sudah cukup memenuhi kebutuhan kalian. Kalo misal masih ada uang lebih ya ga ada salahnya beli sesuatu yang kalian inginkan. Hal yang terpenting adalah penuhi kebutuhan kalian dulu dan itu udah jadi kewajiban, baru setelah itu ya alokasikan buat Saving. Kalo misal ada sisa lebih, baru deh beli barang-barang printilan. Aku juga sebenernya ga strict amat gitu sama diri sendiri. Dibilang pelit ya engga juga kalo ekonomis hmm mungkin panggilan yang tepat untukku haha. Sekali dua kali mau beli barang yang kalian idamkan mah ga masalah, anggap itu reward karna kalian sudah bekerja dengan baik tapi tetap harus rasional yah.

Kita sebenarnya bisa menemukan sendiri cara yang tepat untuk mengelola keuangan pribadi. Aku dan kamu jelas berbeda cara mengatur keuangannya. Namun, yang jelas kita sama-sama butuh pandangan orang lain agar kita semakin bijak dalam mengelola finansial kita. Jadi, semoga tulisan ini meberikan pandangan baru bagi kalian untuk mengatur kondisi keuangan kalian. Selamat dan semangat jadi orang bijak mengelola keuangan ya millenials!