31 Agu 2019

Curhatan Seorang Manusia


Manusia memang jagonya memperumit masalah, benar begitu? Sebenarnya aku tidak ingin mendapatkan pembelaan dengan melemparkan pernyataan seperti itu. Nyatanya, aku masih saja tidak benar-benar ‘tidak mempertimbangkan persepsi orang lain dalam membuat keputusan hidup’.Mempelajari filosofi teras pun seakan tak cukup bagiku untuk melepaskan jerat interprestasi orang lain kepada diri ini. Alhasil, masalah semakin membesar ketika kita turut merelakan pikiran kita dikendalikan oleh persepsi orang lain. Ditambah lagi, ego kita yang tak mengerti lampu merah, terus saja nyelonong sampai pada titik penyesalan karena telah menabrak manusia lain yang hendak lewat dalam hidup kita. Lagi-lagi, kita masih tak sadar diri siapa yang melakukan itu semua. Kita malah menyalahkan manusia lain yang sedang lalu lalang di kehidupan kita. Padahal, hadirnya manusia adalah scenario yang dibuat tuhan dengan alasan tertentu, lalu kenapa kita tidak mengaku salah atas tuduhan kita kepada manusia lain itu? Rumit. Aku tidak tahu kenapa manusia senang sekali membuat drama-drama di kehidupan dengan memperumit masalah atau membesar-besarkan masalah? Mungkin, karena ia ingin mendapatkan solusi yang tepat atas masalahnya sehingga mengutik masalah dari akarnya bahkan membuat cabang-cabangnya? Apakah itu sebuah jawaban yang tepat untuk manusia yang selalu memperumit masalah? Sadarkah kalian bahwa saat ini aku juga sedang memperumit masalah tentang manusia yang selalu memperumit masalahnya? Hahaha.

0 komentar:

Posting Komentar