26 Sep 2024

/Review/ Kupikir Segalanya Beres Saat Aku Dewasa

0 komentar

 



Penulis    : Kim Haenam & Park Jongseok
Penerbit   : Gramedia Pustaka Utama
Halaman  : 287 Halaman
ISBN        : 978 - 602 - 06 - 5105- 7
Kategori   : Self Improvement (Psikologi)

        Pernahkah, saat kecil, kamu ingin segera tumbuh dewasa dan merasa menjadi dewasa adalah sebuah pencapaian karena kamu bisa bebas mengambil keputusan dalam hidupmu? Misalnya, punya penghasilan sendiri, hidup mandiri, bahkan bisa menikah dengan pasangan yang kamu cintai... kedengarannya terasa menyenangkan, ya? Tapi, ternyata menjadi dewasa tidak semudah itu.

        Bertambahnya usia mengartikan bahwa bertambahnya pula tanggung jawab yang kita pegang. Keadaan transisi remaja menuju dewasa setiap orang pasti berbeda. Bahkan, ada pula sejak kecil, seorang anak harus mendewasakan diri karena keadaan. Hingga pada satu titik, jiwa tersebut sudah tidak mampu lagi menopang permasalahan yang sejatinya tidak harus ia hadapi saat itu. Tidak luput dari pandang, trauma pun turut menjadi bagian dalam lelahnya jiwa dan mental seseorang.

        Sejalan dengan itu, Kim Haenam dan Park Jongseok juga menyoroti perihal kesehatan mental dengan menciptakan karya berupa buku dengan judul "Kupikir Segalanya Beres Saat Aku Dewasa." Buku ini pertama kali terbit pada Juni 2019 dan kemudian diterjemahkan pertama kali dalam Bahasa Indonesia pada Maret 2021. Kim Haenam yang merupakan pakar psikoanalisis dan Park Jongseok sebagai pakar psikiater menulis banyak hal yang saat ini menjadi keresahan anak muda yaitu Kesehatan mental.

        Dalam buku ini, kita akan disuguhkan mengenai berbagai jenis kesehatan mental yang seringkali dirasakan atau ditemukan tapi kita tidak menyadarinya. Berikut ini beberapa jenis kesehatan mental yang menarik perhatian penulis sebagai berikut.


Depresi 

        Ada satu kalimat yang sangat membuat pembaca selalu teringat. Depresi bukanlah lubang tapi sebuah terowongan yang memiliki sinar terang di ujung jalannya. Seberapapun masalah atau beban yang kamu hadapi, tetaplah semangat dan jangan putus asa, karena suatu hari nanti kamu akan mencapai akhir dari terowongan tersebut dan keluar dari sana.


Obsessive Compulsive Disorder

        Pada salah satu bab dalam buku ini juga membahas tentang bagaimana seseorang memiliki obsesi untuk menjadi perfeksionis, misalnya, melihat barang yang tidak tersusun sesuai letaknya, mereka akan sigap menatap ulang barang tersebut. Tidak hanya itu, mengecek ulang pintu, gas, kunci atau segala sesuatu yang berkaitan dengan keamanan secara berulang merupakan ciri dari orang yang memiliki OCD. Sebenarnya, mereka yang memiliki OCD mengetahui kegiatan berulang yang mereka lakukan tersebut. Namun, tetap saja mereka melakukan hal tersebut untuk menghilangkan keresahan atas ketidakpastian yang mungkin terjadi. Tapi bukankah itu sungguh melelahkan? Di buku ini kita tidak hanya mengetahui ciri-ciri atau gejala yang dimiliki oleh orang OCD tetapi juga kita akan mengetahui bagaimana cara untuk perawatan atau penyembuhan kondisi tersebut.


Feeling Control

        Perasaan itu memiliki sifat yang menular dan menyebar. Di buku ini, kita diajarkan bagaimana agar kita tidak larut dalam perasaan buruk dan negatif. Fokus pada perasaan diri sendiri dan memahami perasaan orang lain akan meminimalisir untuk menyakiti dan melukai diri sendiri serta orang lain.


Working mom's Distress

        Kita sering mendengar bahwa pria yang kariernya bagus disebut sebagai pria yang keren dan bertanggung jawab. Lalu, bagaimana dengan wanita yang bekerja sekaligus sebagai ibu rumah tangga. Apakah sering kita mendengar julukkan keren tersebut kepada mereka? Dilema sebagai seorang wanita harus menyeimbangkan antara karier dan keluarganya terutama mengasuh anaknya juga dibahas dalam buku ini. Kita akan mendapatkan sudut pandang yang berbeda dari Kim Haenam dan Park Jongseok tentang bagaimana seorang wanita bekerja agar tetap berkarier dan merawat anaknya dengan baik.


Anxiety Disorder

        Dalam buku ini, kecemasan dan kekhawatiran kita diterima dan tidak dianggap sebagai suatu hal yang amat negatif. Namun, bagaimana cara kita menghadapi kecemasan yang akan menentukan apakah itu normal atau menjadi sebuah penyakit. Kecemasan yang dirasakan dan dimiliki oleh penderita terjadi karena mereka terlalu banyak membayangkan kejadian buruk yang mungkin akan terjadi. Lewat buku ini, kita tidak hanya diajarkan untuk menenangkan diri sendiri apabila mengalami kecemasan akut, tapi juga membantu orang terdekat yang sedang mengalami kondisi tersebut.


Kelebihan atau Keunggulan Buku

        Sebagai buku psikologi yang mengangkat tema Self Improvement, buku ini sangat banyak membahas terkait isu kesehatan mental. Pada setiap babnya menceritakan dengan amat detail bagaimana suatu kondisi kesehatan itu terjadi dan cara untuk mengobati atau merawatnya agar tidak terulang kembali. Buku dengan tebal 287 halaman ini juga disisipkan dialog antara penulis dengan editor, sehingga ketika kita membacanya, kita seakan melihat seseorang sedang berkonsultasi ke psikiater atau psikolog. Selain itu, di setiap bab juga diberikan cerita pemanis atau contoh kasus dari pengalaman seseorang.


Kekurangan Buku

        Buku ini memiliki pendekatan yang berbeda dalam mendeskripsikan isu kesehatan mental, sehingga berdampak pada penggunaan bahasa yang cukup kaku (mungkin karena buku ini terjemahan dari bahasa korea). Dialog antara penulis dan editor sebenarnya merupakan suatu hal yang baru dan unik - bagi saya-. Namun, kadang, terdapat beberapa dialog yang membuatnya kurang natural sehingga hanya dimengerti oleh penulis dan editor.


Akhir atau penutup

        Terlepas dari kelebihan dan kekurangan yang dimiliki, buku ini layak dan sangat direkomendasikan untuk jadi bahan bacaan apalagi untuk kita yang ingin lebih tau secara mendalam terkait kondisi mental diri sendiri (tapi jangana sampai self-diagnosed, ya!). Kita pasti pernah berada di titik terendah, merasa sendirian tidak ada yang menopang. Namun, jangan pernah berpikir bahwa ini adalah lubang terdalam yang tidak ada celah apapun untuk keluar. Kita sendirilah yang menentukan apakah ingin terus larut dalam pikiran negatif atau bangkit mencari jalan keluar menuju sinar yang membawa kebahagiaan. 




    

11 Jul 2024

Kita usahakan kembali

0 komentar

Apa yang menjadi takdirmu, akan kembali menjadi milikmu meski harus menunggu atau harus mencoba beberapa kali dahulu. 

Kemarin, aku memutuskan untuk bergerak maju setelah perbincangan singkat dengan Teman Hidupku di kolam ikan dekat gedung kantornya. Sebelumnya, kami sempat bertengkar kecil karena penyemprot kacamata hahah lucu sekali kalo diingat-ingat mendebatkan masalah sepele seperti itu. Siapa lagi biang penyebabnya kalo bukan aku? Perbincangan singkat itu, membawaku pada putusan bahwa aku akan beranjak maju, tidak mau berdiri diam menjadi sosok diriku yang masih sulit untuk mengontrol diri dan juga emosi. Sepertinya itu penyebabnya kenapa aku masih merasa umur 17an hahaha. Kalian tau, aku itu tipikal orang yang cukup susah untuk mengontrol diri, seolah aku dikendalikan oleh orang lain di tubuhku ini. Padahal, itu hanya imajinasiku saja. Aku benar-benar tahu dan paham mana yang benar, buruk atau tidak tepat. Tapi kadang, kalo sudah berdebat, aku hanya ingin menang tanpa tahu apakah caraku itu benar atau tepat. Ga cuma itu, aku itu overthingking parah. Siapa sahabatku yang paling tahu itu? Ya Nuzlah! Aku selalu bercerita tentang apa yang aku pikirkan ke dia karena aku merasa setelah bercerita, pikiranku menjadi sedikit rileks. Aku juga orangnya khawatiran dan cemas parah. Semua hal yang terjadi di hidupku, aku selalu memikirkan kemungkinan buruk yang akan terjadi. Aku anggap itu sebagai upaya aku untuk meminimalisir hal buruk terjadi. Padahal hidup harusnya go on aja, tidak usah pusing-pusing mikirin hal-hal di luar kendali kita. Tapi itulah aku. Banyak sekali hal-hal yang harus aku ubahkan ? Kira-kira aku harus mulai dari mana ya? Kalo kalian, bagaimana cara agar fokus ke diri sendiri? Dengan tidak mengikuti hal yang viral apakah manjur? atau dengan menjadi orang tambeng serta cuek biar tidak terlalu banyak ikut campur urusan orang? atau seperti apa?

Aku ingin sekali catatan kecil ini menjadi pengingatku bahwa aku benar-benar ingin menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Aku tahu kesalahanku di masa lalu sangatlah banyak, tapi aku ingin berubah. Aku meminta maaf kepada semua orang yang pernah aku sakitin di masa lalu. 

Pada akhirnya, di akhir perbincangan itu, kami memutuskan untuk benar-benar mengusahakan kembali.. dan semoga kami bisa tetap teguh untuk mengusahakannya. Kami akan menjemputmu, Nak.. tunggu Ayah dan Ibu yah.

4 Jan 2024

Hai Kids,

0 komentar

Hai Kids, 

Ini Ibumu. Terima kasih ya sudah hadir di tengah-tengah ayah dan ibu. Ayah dan Ibu ingin sekali ketemu kamu, Nak. Tapi, mungkin, Allah swt punya rencana lain agar kita bisa bertemu di waktu yang tepat (insya allah segera setelah tulisan ini dibuat). Ibu sangat bahagia kamu ada bersama kami. Pertama kali kamu hadir di dunia, itu adalah hari yang paling bahagia yang pernah Ayah dan Ibu rasakan. Ketika Ayah dan Ibu sudah berada di titik untuk memasrahkan semuanya, Allah swt mengabulkan doa kami. dan kamu adalah jawaban dari doa ayah dan ibu.


Nak, Maaf ya kalo Ibu cerewet, semua itu karena ibu perhatian dan sayang banget sama kamu. Ayah aja kadang pusing dengerin ocehan Ibu hehehh. Tapi percayalah nak, ayah dan ibu akan berusaha menjadi orang tua yang terbaik buat kamu. Ayah dan Ibu akan mengusahakan segalanya untukmu. Kalo kamu ada masalah di sekolah atau pun kamu merasa sedih, capek, pokoknya semuaaaanya, kamu cerita ya nak. Ayah dan Ibu pasti ngedengerin kamu. Apalagi ayah tuh, dia ahli pemecah masalah hehe. Makanya, Ayah dan Ibu akan sedih kalo kamu lebih nyaman bercerita dengan teman-temanmu. Nak, kamu jangan takut ya untuk ajak ayah dan ibu diskusi. Insya Allah ayah dan ibu terbuka untuk kamu ajak berdiskusi. Ayah dan Ibu ga akan menekan kamu atau pun menutut kamu mengikuti apa yang menjadi keinginan Ayah dan Ibu. Ayah dan Ibu akan hadir untuk menambah perspektif kamu hingga akhirnya kamu bisa membuat keputusan sendiri. Ayah dan Ibu akan senantiasa menggandeng tanganmu nak. Bukan karena kami selalu menganggapmu anak kecil, tapi kami ingin selalu membersamaimu dalam setiap perjalanan hidupmu, boleh kan ya Nak? 


Nantinya, Ayah dan Ibu akan menua. Ayah dan Ibu mungkin tidak akan sekuat tenaganya saat mengasuhmu atau menemanimu ketika wisuda. Ayah dan Ibu akan banyak minta maaf karena mungkin akan merepotkanmu ketika tua nanti. Ayah dan Ibu tidak menyuruhmu untuk mengasuh kami sebagai tanda balas jasa. Hanya saja, Ayah dan Ibu akan banyak meminta tolong karena kemampuan kami yang menurun dan menua. 


Nak, hiduplah dengan bahagia bersama orang yang kamu cintai. Tapi jangan lupakan Akhiratmu yah. Ayah dan Ibu akan selalu mencintai dan menyayangimu.


Peluk hangat,

Ayah Pandu dan Ibu Agustine.

3 Agu 2020

/Review/ Trinity Traveler; Mencari Arti Bahagia

1 komentar


Trinity Traveler merupakan film sekuel dari film The Nekad Traveler pada tahun 2017 silam. Walaupun ini adalah film sekuel, tentunya kalian masih bisa nyambung kok nontonnya. Karena ada banyak scene flashback yang bikin kita ga repot-repot buat nonton The Nekad Traveler dahulu. Film yang dibintangi oleh Maudy Ayunda dan Hamish Daud beserta artis terkenal lainnya ini bercerita tentang seorang wanita bernama Trinity yang memiliki hobi travelling dan punya keinginan untuk tinggal di luar negeri. Namun, ayah Trinity menginginkan ia menikah secepatnya agar bisa merasakan puncak kebahagiaan ketika berkeluarga. Trinity enggan menikah karena ia merasa sudah bahagia dengan dirinya sendiri dan dia menganggap bahagianya orang berbeda-beda. Kalo buat Trinity sih, jalan-jalan keliling dunia itu udah cukup bikin dia bahagia tapi tidak menurut orang tuanya. 

Trinity berusaha mewujudkan keinginannya untuk tinggal di luar negeri dengan mencoba mendaftar beasiswa S2 di Filipina dan akhirnya ia pun diterima. Meskipun ia melanjutkan pendidikan di Filipina, ia tetap menjalani hobinya yang keliling dunia itu. Beberapa perjalanannya ternyata dihadiahi oleh Mr X yang sampai akhir film akan diketahui siapa Mr. X sebenarnya. 

Film Trinity Traveler juga tak hanya bercerita tentang Trinity yang banyak jalan-jalan ke banyak negara berbeda tetapi juga bercerita tentang kehidupan asmaranya bersama Paul yang diperankan oleh Hamish Daud. Sayangnya, menurutku, chemistry yang dibentuk oleh Maudy Ayunda dan Hamish Daud terasa amat kurang. Mungkin karena jarak umur yang terpaut jauh, membuat aura sepasang kekasih menjadi hambar, malah aku ngerasanya kayak kakak-adek zone sih :" hehehe. Tapi, tenang aja,ketika menonton film ini, kalian akan dimanjakan dengan pemandangan di beberapa tempat di Indonesia. Ada pink beach, Labuan Bajo, Maldives, apalagi ketika scene mereka yang diving di laut. Kita akan melihat pemandangan bawah laut yang sangat memanjakan mata.

Ada beberapa hal yang menyebabkan film ini terasa sangat kurang 'menyentak' di hati. Adapun di antaranya, alur cerita yang disugguhkan terkesan terburu-buru; apalagi ketika Trinity menempuh pendidikan di Filipina, scene pemandangan yang tak banyak; padahal kita tahu di film ini diceritakan bahwa Trinity banyak mengunjungi banyak negara tapi scene yang ditampilkan terbilang sedikit. Aku pribadi sih juga bingung sendiri apa yang sebenarnya ingin diceritakan dalam film ini karena terasa serba nanggung. Kalo misal memang ingin bercerita tentang perjalanan mencari arti kebahagiaan, menurutku, konflik yang dibangun beserta penyelesaiannya masih kurang maksimal. Pun jika bercerita tentang kehidupan asmara Trinity dan Paul, rasa-rasanya juga kurang 'menohok'.Jadi, untuk rating film Trinity Traveler dari kacamataku ini adalah 6,5/10 dengan pertimbangan yang telah aku sebutkan di atas sebelumnya. Nah, Buat teman-teman yang mungkin penasaran dengan ceritanya apalagi ada si cantik Maudy Ayunda dan si tampanHamish Daud, monggo ditonton dan kalian juga bisa menontonnya lewat netflix loh! Selamat menonton <3 

1 Agu 2020

/Review/ Sementara Selamanya; Mini Series yang Menggugah Jiwa para LDR

0 komentar

Di tengah pandemi Covid 19 yang mengharuskan kita untuk di rumah aja, Ika Natassa dan Reza Rahadian berkolaborasi membuat sebuah mini series yang sangat relate dengan kondisi saat ini. Untuk kali pertamanya, Reza Rahadian menjadi seorang sutradara dalam pembuatan mini series ini. Patut diacungi jempol buat jalan cerita, sinematografi, audio dari mini series Sementara, Selamanya. 

Sementara, Selamanya sudah tayang sejak tanggal 6 Juni lalu setiap sabtu dan minggunya di platform vidio dan tentunya tak berbayar alias gratis buat kalian yang ingin menontonnya! Enam episode dengan durasi kurang lebih 10 menit, menurutku sudah cukup untuk sebuah mini series yang sangat surealis seperti ini. Sementara Selamanya adalah sebuah series yang berbeda dari kebanyakan series yang ada. Jika kita biasanya melihat para pemerannya berakting tatap muka secara langsung, di Sementara Selamanya kita akan melihat adu akting gesture Reza Rahadian dengan suara Laura Basuki yang membuat suasana menjadi apik. Tak cuma itu, menurutku Reza Rahadian sangat cerdas juga karena berhasil menyampaikan makna jarak di tengah situasi seperti ini kepada penontonnya. 

Sementara, Selamanya menceritakan kehidupan long distance marriage antara Saka dan Zara di tengah pandemi Covid 19. Zara yang merupakan seorang dokter harus menjadi garda terdepan dalam melawan Corona Virus yang tengah mewabah di seluruh dunia termasuk Indonesia. Dalam setiap pilihan, akan ada sebuah pengorbanan begitu juga yang dilakukan oleh Zara. Tugas Zara yang mengharuskan selalu sedia di rumah sakit, membuat ia harus berjauhan dari Saka, suaminya. Komunikasi yang terjalin di antara mereka hanya melalui video call dan juga voice call. 

Setiap episode yang disuguhkan sangat sederhana, tapi pengemasannya sangat luar biasa. Konflik  sederhana yang ditampilkan pun amat natural karena pasti setiap rumah tangga pernah mengalaminya. Di sisi lain, Cara pengambilan gambar, latar suasana, dialog pemerannya, apalagi ditambah dengan suara Zara alias Laura Basuki yang amat menggugah hati. Reza Rahadian memilih lawan akting yang tepat, walau Laura Basuki tak terlihat di frame,tapi suaranya sudah langsung membuat diri kita terbayang bagaimana ekspresi wajah dan perasaannya. Berakting lewat suara bukanlah hal mudah dan Laura Basuki berhasil melakukannya. Ditambah lagi, Akting Reza Rahadian yang tak usah kita ragukan lagi, membuat jalan cerita mini series ini menjadi sebuah picisan yang amat luar biasa.

Di mini series ini, aku sangat merasakan perasaan rindu mendalam yang ingin disampaikan Saka kepada Zara. Sedangkan karakter Zara yang diperlihatkan adalah seorang wanita independen dan komit dengan pekerjaan. Aku juga paham apa yang dirasakan Zara. Meski Zara Rindu, ia harus menahan semuanya demi kebaikan bersama. 

Sementara, Selamanya mengisyaratkan akankah hubungan antara Saka dan Lara akan tetap berjauhan sementara atau bahkan selamanya? tentunya aku tidak akan menjawab pertanyaan itu di sini karena aku ingin teman-teman menontonnya langsung dari Vidio! heheh. Sekian dariku, selamat menonton teman-teman! <3

2 Jun 2020

Kelola Finansial Secara Bijak untuk Millenial

5 komentar

Hai millenials! Berbicara tentang keuangan pasti ga lepas ngomongin tentang gimana sih caranya mengelola keuangan dengan bijak. Aku yakin banget generasi millenials saat ini punya banyak cara kreatif untuk mengelola finansialnya entah itu seperti bikin Rencana Anggaran sendiri setiap bulannya atau mendownload aplikasi yang tersedia sebagai alat kontrol keuangannya. Bahasan tentang Kelola Finansial untuk Millenial ini tentu memiliki spektrum yang luas, maka dari itu aku mau ngebahas secara khusus mengenai cara mengelola keuangan ala millenial yang sudah punya pekerjaan tetap. So let's check it out!

1. Kenali Sumber Penghasilanmu

Ini sih dasar banget buat kalian ketahui agar alokasi pengeluaran kalian bisa optimal dan tepat sasaran. Secara umum, pendapatan itu ada tiga yakni pendapatan aktif, pendapatan pasif dan pendapatan atas investasi.  Pendapatan aktif adalah penghasilan yang diterima atas pekerjaan yang dilakukan dan rutin setiap bulannya. Pendapatan pasif adalah penghasilan yang diperoleh selain dari pekerjaan utamanya misalnya sewa koskosan dll. Pendapatan atas investasi adalah penghasilan yang didapatkan atas keuntungan dari investasi yang dilakukannya. Nah, setelah mengetahui sumber penghasilan kalian dari mana aja, kalian akan gampang mengalokasikannya secara maksimal. Pendapatan yang diterima harus jelas ditujukan untuk pos pos pengeluaran yang sudah dianggarkan sebelumnya. Misalnya anggaran pendidikan anak dialokasikan dari hasil keuntungan investasi yang dilakukannya dan lain sebagainya. Dengan mengetahui sumber penghasilan yang kita miliki, kita bisa mengontrol pengeluaran kita. Namun, tak jarang juga karena sumber penghasilan kita banyak, kita jadi kebablasan alias lupa untuk mengelola uang yang dipunya. Oleh sebab itu, mengelola keuangan ga hanya tentang angka tapi juga menahan diri dari hasrat sesaat.

2. Buat List Pengeluaran

Dulu pas awal-awal kerja dan nerima gaji, aku tuh rutin banget bikin daftar pengeluaran beserta penghasilan yg aku terima lewat ms excel. Ga cuma itu, aku juga bikin jurnal dan posting ke ledger macan akuntan wkwk (gadeng kalo ini boong). Tapi karena virus mager menyerangku, akhirnya ku beralih menggunakan aplikasi money lover yang bisa kalian download di play store atau aplikasi lainnya yang sejenis. Namun, yang ingin ku tegaskan adalah kalo kalian ingin menggunakan aplikasi itu sebagai alat bantu kalian dalam mengatur keuangan kalian, ya kalian harus konsisten untuk menginput data-data yang dibutuhkan agar di akhir bulan kalian bisa lihat proyeksi kondisi keuangan kalian seperti apa. Sebenarnya, tanpa harus download aplikasi atau bikin Rencana Anggaran yang komplit sampe bikin laporan arus kas dll itu, kalian tetap bisa kok atur finansial kalian dengan membuat coretan sederhana tentang penghasilan dan daftar pengeluaran kalian. Fyi, biasanya aku menggolongkan daftar pengeluaran menjadi tiga jenis yakni pengeluaran rutin yang wajib, pengeluaran non rutin tapi wajib dan pengeluaran tak terduga. Misalnya skincare. Bagiku skincare termasuk ke dalam pos pengeluaran non rutin tapi wajib, karena aku biasanya ngeluarin uang untuk skincare kurang lebih tiga atau empat bulan sekali, ga tentu kapan tapi sifatnya wajib. Kalo kalian merasa kesulitan bikin daftar pengeluarannya secara detail, kalian bisa bikin alokasi pengeluaran tersebut berdasarkan persentase. Tapi aku tetap menyarankan kalian untuk breakdown jenis pengeluaran kalian secara detail agar kalian jelas uangnya lari ke mana saja dan untuk hal yang memang dibutuhkan atau tidak. Persentase itu cuman jadi support system kalian dalam merencanakan keuangan. Aku pribadi biasanya menganggarkan pengeluaran untuk kebutuhanku itu sekitar 30-40% dari penghasilanku dan itu sudah sangat maksimal. Persentase yang ku buat itu pastinya sudah ku adjust dulu sama kebutuhanku yang harus dipenuhi selama satu bulan itu. Berhubung aku masih tinggal sama orang tua dan kerja pun di homebase, makanya pengeluaranku tidak sebesar teman-temanku yang hidup merantau. Pokoknya kalo pengeluaran kalian melebihi batas persentase yang telah kalian sepakati sendiri, maka pasti ada kesalahan dalam pengelolaannya. Ingat lagi ya bahwa persentase pengeluaran itu bergantung dari kebutuhan masing-masing, bisa jadi kebutuhan kalian lebih gede ketimbang aku atau sebaliknya. Maka dari itu, penting bagi kalian untuk mengetahui pengeluaran kalian apa saja, breakdown dan sebisa mungkin bikin rincian tentang hal-hal apa saja yang masuk dalam kebutuhan kalian.

3. Alokasikan Dana untuk Saving dan Investing

Nah, setelah kalian bikin daftar pengeluaran untuk setiap bulannya, sisa dari pendapatan yang diterima itu alokasikan untuk Saving dan Investing. contoh seperti aku tadi ya, pengeluaranku itu sebesar 40% dari penghasilan, maka tersisa 60%. Dari 60% itu aku alokasikan lagi untuk Saving 45% dan 15% untuk Investing. Saving dan Investing adalah hal yang penting gaes jangan sampe kalian terlena dengan keinginan sesaat kalian sehingga kalian melupakan pentingnya menabung dan berinvestasi. Tapi, kalo boleh jujur, aku sendiri belum coba investasi sih. Jadi sisa uangku itu larinya ke Saving semua. Alasan kenapa aku belum mau investasi ya karena aku punya keinginan untuk punya tabungan di batasan threshold tertentu dulu. Dan jika dana saving ku sudah melebihi batas threshold nya, baru deh aku mau investasi. Sebenarnya ini keputusan pribadi masing-masing sih ya. Temen-temenku pun di umur segini udah banyak yang main saham sebagai bentuk wujud investasi itu. Pun nantinya jika waktu ku sudah tepat untuk berinvestasi, ya sepertinya aku mungkin akan berinvestasi di benda-benda yang berwujud bukan semacam saham dll.

4. Siapkan Pos Dana Darurat

Dana darurat adalah hal yang amat penting untuk kalian persiapkan sebagai upaya meminimalisir resiko yang tak diinginkan terjadi di masa depan, contohnya adalah adanya pandemik covid - 19. Kita tak tahu di masa depan akan seperti apa dan bagaimana. jika kita tidak hati-hati dalam mengelola keuangan ya pasti akan jadi boomerang bagi kita sendiri nantinya. Aku pribadi sih masih memasukkan pos dana darurat ke dalam Saving. Tapi aku punya perhitungan sendiri berapa jumlah dana darurat yang tersimpan di dalam pos savingku itu. Jadi, terkait dana darurat ini kembali ke diri masing-masing mau menganggarkan seperti apa. Bisa juga kita memilih sebagian dana investasi kita dialokasikan untuk dana darurat.

5. Ngutang? Coba Pikir lagi deh

Ga ada yang ngelarang buat ngutang kok, tapi kalo bisa dihindari ya kenapa engga kan? Kenapa sih kita bisa sampe ngutang? Alasannya karena sumber pendapatan kita tidak cukup untuk mengakomodir seluruh pengeluaran kita entah karena kita punya banyak kebutuhan atau sebenernya pos pengeluaran kita itu sudah bercampur baur dengan segudang keinginan kita. Maka dari itu, kita harus mengontrol apabila 'kenginan kita' ikut mendominasi dalam pos pengeluaran kita. Tuntutan gaya hidup bikin kita jadi keki sehingga banyak keinginan yang harus diwujudkan padahal yang paling penting adalah kebutuhan ya kan? Jadi daripada nantinya kalian ngutang terus menerus, mending perbaiki cara kalian mengelola keuangan okay!

6. Stop Laper Mata dan Belanja Hahahihi

Aku tau banget hal tersulit untuk nabung adalah nahan godaan dari belanja alias shopping Wkwk. Apalagi saat ini e commerce meraja lela bikin kita jadi lebih gampang banget ngabisin duit cuman dengan surfing di internet. Liat barang lucu dikit, check out. Ketemu barang yang murah, check out. Padahal kalo dipikir-pikir kalian ga benar-benar membutuhkannya, ya ga sih? Terus, e commercenya juga sering banget ngasih diskon besar-besaran kayak gratis ongkir, flash sale dan masih banyak lainnya. Duh bikin ngiler banget emang. Tapi, disini lah kerasionalan diri kita diuji. Sebenernya ga ada yang mempermasalahkan jika kalian mau membeli barang yang diinginkan asalkan kalian sudah cukup memenuhi kebutuhan kalian. Kalo misal masih ada uang lebih ya ga ada salahnya beli sesuatu yang kalian inginkan. Hal yang terpenting adalah penuhi kebutuhan kalian dulu dan itu udah jadi kewajiban, baru setelah itu ya alokasikan buat Saving. Kalo misal ada sisa lebih, baru deh beli barang-barang printilan. Aku juga sebenernya ga strict amat gitu sama diri sendiri. Dibilang pelit ya engga juga kalo ekonomis hmm mungkin panggilan yang tepat untukku haha. Sekali dua kali mau beli barang yang kalian idamkan mah ga masalah, anggap itu reward karna kalian sudah bekerja dengan baik tapi tetap harus rasional yah.

Kita sebenarnya bisa menemukan sendiri cara yang tepat untuk mengelola keuangan pribadi. Aku dan kamu jelas berbeda cara mengatur keuangannya. Namun, yang jelas kita sama-sama butuh pandangan orang lain agar kita semakin bijak dalam mengelola finansial kita. Jadi, semoga tulisan ini meberikan pandangan baru bagi kalian untuk mengatur kondisi keuangan kalian. Selamat dan semangat jadi orang bijak mengelola keuangan ya millenials! 

29 Mei 2020

Refleksi Pola Pendidikan Anak oleh Baby Boomers dan Millenial

3 komentar
Aku inget banget, dulu ketika masih duduk di bangku sekolah, orang tuaku selalu menjanjikanku 'jalan-jalan ke tempat wisata' kalau aku menduduki ranking 1 di sekolah. Dan kami juga dijanjikan akan mendapatkan insentif berupa uang jika mendapatkan nilai yang bagus di setiap mata pelajarannya. Kalau ga salah, nilai 9 itu seharga uang 20 ribu rupiah. Nilai 8 seharga uang 15 ribu rupiah begitu seterusnya hanya selisih lima ribu rupiah saja, tapi jika mendapat nilai 6 ya ga akan dihargai sama sekali. Insentif itu ternyata benar-benar memotivasi aku dan kakakku untuk belajar dengan giat agar mendapat nilai yang bagus di setiap pelajarannya dan menjadi juara kelas setiap semesternya. Viola, kami pun hampir selalu menjadi juara kelas. Kalau ada salah satu dari kami yang nilainya kecil, mulai deh saling ejek biar bisa semangat ngejer nilai yang lebih baik lagi hahaha lucu sekali rasanya mengingat kenangan yang dulu.

Gara-gara itulah yang kami tahu mungkin cuman belajar belajar dan belajar karena orang tua kami pun hanya menuntut kami agar rajin belajar saja. Belajar untuk bisa menguasai seluruh mata pelajaran tanpa tahu makna fokus dalam bidang tertentu. Aku rasa pola pendidikan semacam ini bukan terjadi di keluargaku saja ya kan? Mungkin sebagian dari banyak orang tua di luar sana juga menerapkan pola pendidikan yang sama. Entah ini tradisi yang sudah mendarah daging atau apapun itu, mendapat nilai yang bagus dan menjadi juara kelas masih dianggap sebagai tolok ukur kesuksesan saat mengenyam pendidikan di bangku sekolah. Inilah salah satu alasan yang menyebabkan pendidikan di Indonesia dan negara tetangga berbeda. Pola asuh yang mengutamakan nilai dan juara kelas memberikan dampak sang anak menjadi 'multitalenta' karena bisa menguasai semua mata pelajaran tapi tidak menjadi ahli di bidang tertentu. Dulu kita pasti berpikir, orang yang memiliki ahli di berbagai bidang akan mempunyai prospek kerja yang tinggi. Namun, nyatanya, kondisi yang dibutuhkan di lapangan saat ini adalah orang yang memiliki keahlian khusus di suatu bidang. Saat ini Indonesia diprediksikan akan kekurangan tenaga ahli hampir 18 juta orang pada tahun 2030. Data ini diperoleh dari studi Global Talent Crunch yang dipublikasikan pada tahun 2018.

Lalu apa hubungannya dengan sistem pendidikan di Indonesia?

Kebutuhan tenaga ahli ini harus dibarengi dengan sistem pendidikan yang fokus pada suatu bidang bukan beberapa bidang. Tidak ada lagi zamannya nilai yang tinggi di semua mata pelajaran dan menjadi juara kelas adalah kunci kesuksesan seseorang. Pada era millenial saat ini, untuk bersaing di dunia kerja, yang dibutuhkan adalah orang yang kompeten dan memiliki spesialisasi khusus di bidang yang dibutuhkan. Semakin ke sini pun, aku merasa pola pikir orangtua millenial akan semakin berkembang. Pernah sewaktu waktu aku berdiskusi dengan salah seorang lelaki bahwasanya dia akan menerapkan pola asuh pendidikan yang 'bebas terkendali' ke anaknya. Dengan kata lain, dia akan memberikan kesempatan kepada anaknya untuk mengeksplore pengetahuan yang anaknya minati agar fokus ke bidang yang nantinya akan ia kuasai itu. Aku pribadi akan menerapkan hal yang serupa juga yakni memberikan kesempatan kepada anakku untuk memperdalam bidang yang ia minati dengan membawa percakapan itu ke dalam diskusi hingga sampai ke tahap di mana ia benar benar memahami sendiri kenapa dia menginginkan bidang itu; bagaimana cara agar ia sukses di bidang yang diinginkan

Dari diskusi singkat itu, aku menyadari sedikit demi sedikit sudah terjadi perubahan pola asuh pendidikan dari orang tua baby boomer dan orangtua millenial. Ya, memang untuk mengubah suatu tradisi, hal yang harus dilakukan adalah memutuskan rantai kebiasaan itu dimulai dari diri sendiri. Tak cuma itu, untuk menjadikan pendidikan Indonesia yang fokus ke suatu bidang agar mencetak banyak tenaga ahli yang dibutuhkan, maka sistem pendidikan di sekolah pun harus diperbaiki. Beberapa caranyaa adalah dengan mengoptimalkan sekolah kejuruan dalam rangka mengisi kebutuhan formasi tenaga ahli nantinya; mengubah sistem pengajaran yang fokusnya lebih banyak ke praktik daripada teori; mendorong peran serta aktif murid ketika proses pengajaran berlangsung; memfasilitasi kegiatan yang mengasah kreativitas dan softskill lewat ekstrakurikuler di sekolah.

Mau tidak mau, Bonus demografi Indonesia pada sekitar tahun 2030 menjadi tantangan sekaligus peluang bagi bangsa untuk memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia. Oleh sebab itu, dalam rangka menghadapi bonus demografi dan memperbaiki situasi ekonomi yang buruk akibat Pandemic Covid-19 yang terjadi saat ini, tenaga ahli sangat dibutuhkan sebagai penunjang roda ekonomi dan kemajuan bangsa Indonesia sendiri. Nantinya, sebagai orangtua millenial, kita juga memiliki peran serta untuk terus memperbaiki pola asuh pendidikan kepada anak kita. Oleh sebab itu, dibutuhkan harmonisasi yang seimbang dari pola pendidikan orangtua dan di sekolah untuk menciptakan sistem pendidikan yang baik, tepat dan relevan diterapkan oleh bangsa Indonesia