26 Sep 2024

/Review/ Kupikir Segalanya Beres Saat Aku Dewasa

0 komentar

 



Penulis    : Kim Haenam & Park Jongseok
Penerbit   : Gramedia Pustaka Utama
Halaman  : 287 Halaman
ISBN        : 978 - 602 - 06 - 5105- 7
Kategori   : Self Improvement (Psikologi)

        Pernahkah, saat kecil, kamu ingin segera tumbuh dewasa dan merasa menjadi dewasa adalah sebuah pencapaian karena kamu bisa bebas mengambil keputusan dalam hidupmu? Misalnya, punya penghasilan sendiri, hidup mandiri, bahkan bisa menikah dengan pasangan yang kamu cintai... kedengarannya terasa menyenangkan, ya? Tapi, ternyata menjadi dewasa tidak semudah itu.

        Bertambahnya usia mengartikan bahwa bertambahnya pula tanggung jawab yang kita pegang. Keadaan transisi remaja menuju dewasa setiap orang pasti berbeda. Bahkan, ada pula sejak kecil, seorang anak harus mendewasakan diri karena keadaan. Hingga pada satu titik, jiwa tersebut sudah tidak mampu lagi menopang permasalahan yang sejatinya tidak harus ia hadapi saat itu. Tidak luput dari pandang, trauma pun turut menjadi bagian dalam lelahnya jiwa dan mental seseorang.

        Sejalan dengan itu, Kim Haenam dan Park Jongseok juga menyoroti perihal kesehatan mental dengan menciptakan karya berupa buku dengan judul "Kupikir Segalanya Beres Saat Aku Dewasa." Buku ini pertama kali terbit pada Juni 2019 dan kemudian diterjemahkan pertama kali dalam Bahasa Indonesia pada Maret 2021. Kim Haenam yang merupakan pakar psikoanalisis dan Park Jongseok sebagai pakar psikiater menulis banyak hal yang saat ini menjadi keresahan anak muda yaitu Kesehatan mental.

        Dalam buku ini, kita akan disuguhkan mengenai berbagai jenis kesehatan mental yang seringkali dirasakan atau ditemukan tapi kita tidak menyadarinya. Berikut ini beberapa jenis kesehatan mental yang menarik perhatian penulis sebagai berikut.


Depresi 

        Ada satu kalimat yang sangat membuat pembaca selalu teringat. Depresi bukanlah lubang tapi sebuah terowongan yang memiliki sinar terang di ujung jalannya. Seberapapun masalah atau beban yang kamu hadapi, tetaplah semangat dan jangan putus asa, karena suatu hari nanti kamu akan mencapai akhir dari terowongan tersebut dan keluar dari sana.


Obsessive Compulsive Disorder

        Pada salah satu bab dalam buku ini juga membahas tentang bagaimana seseorang memiliki obsesi untuk menjadi perfeksionis, misalnya, melihat barang yang tidak tersusun sesuai letaknya, mereka akan sigap menatap ulang barang tersebut. Tidak hanya itu, mengecek ulang pintu, gas, kunci atau segala sesuatu yang berkaitan dengan keamanan secara berulang merupakan ciri dari orang yang memiliki OCD. Sebenarnya, mereka yang memiliki OCD mengetahui kegiatan berulang yang mereka lakukan tersebut. Namun, tetap saja mereka melakukan hal tersebut untuk menghilangkan keresahan atas ketidakpastian yang mungkin terjadi. Tapi bukankah itu sungguh melelahkan? Di buku ini kita tidak hanya mengetahui ciri-ciri atau gejala yang dimiliki oleh orang OCD tetapi juga kita akan mengetahui bagaimana cara untuk perawatan atau penyembuhan kondisi tersebut.


Feeling Control

        Perasaan itu memiliki sifat yang menular dan menyebar. Di buku ini, kita diajarkan bagaimana agar kita tidak larut dalam perasaan buruk dan negatif. Fokus pada perasaan diri sendiri dan memahami perasaan orang lain akan meminimalisir untuk menyakiti dan melukai diri sendiri serta orang lain.


Working mom's Distress

        Kita sering mendengar bahwa pria yang kariernya bagus disebut sebagai pria yang keren dan bertanggung jawab. Lalu, bagaimana dengan wanita yang bekerja sekaligus sebagai ibu rumah tangga. Apakah sering kita mendengar julukkan keren tersebut kepada mereka? Dilema sebagai seorang wanita harus menyeimbangkan antara karier dan keluarganya terutama mengasuh anaknya juga dibahas dalam buku ini. Kita akan mendapatkan sudut pandang yang berbeda dari Kim Haenam dan Park Jongseok tentang bagaimana seorang wanita bekerja agar tetap berkarier dan merawat anaknya dengan baik.


Anxiety Disorder

        Dalam buku ini, kecemasan dan kekhawatiran kita diterima dan tidak dianggap sebagai suatu hal yang amat negatif. Namun, bagaimana cara kita menghadapi kecemasan yang akan menentukan apakah itu normal atau menjadi sebuah penyakit. Kecemasan yang dirasakan dan dimiliki oleh penderita terjadi karena mereka terlalu banyak membayangkan kejadian buruk yang mungkin akan terjadi. Lewat buku ini, kita tidak hanya diajarkan untuk menenangkan diri sendiri apabila mengalami kecemasan akut, tapi juga membantu orang terdekat yang sedang mengalami kondisi tersebut.


Kelebihan atau Keunggulan Buku

        Sebagai buku psikologi yang mengangkat tema Self Improvement, buku ini sangat banyak membahas terkait isu kesehatan mental. Pada setiap babnya menceritakan dengan amat detail bagaimana suatu kondisi kesehatan itu terjadi dan cara untuk mengobati atau merawatnya agar tidak terulang kembali. Buku dengan tebal 287 halaman ini juga disisipkan dialog antara penulis dengan editor, sehingga ketika kita membacanya, kita seakan melihat seseorang sedang berkonsultasi ke psikiater atau psikolog. Selain itu, di setiap bab juga diberikan cerita pemanis atau contoh kasus dari pengalaman seseorang.


Kekurangan Buku

        Buku ini memiliki pendekatan yang berbeda dalam mendeskripsikan isu kesehatan mental, sehingga berdampak pada penggunaan bahasa yang cukup kaku (mungkin karena buku ini terjemahan dari bahasa korea). Dialog antara penulis dan editor sebenarnya merupakan suatu hal yang baru dan unik - bagi saya-. Namun, kadang, terdapat beberapa dialog yang membuatnya kurang natural sehingga hanya dimengerti oleh penulis dan editor.


Akhir atau penutup

        Terlepas dari kelebihan dan kekurangan yang dimiliki, buku ini layak dan sangat direkomendasikan untuk jadi bahan bacaan apalagi untuk kita yang ingin lebih tau secara mendalam terkait kondisi mental diri sendiri (tapi jangana sampai self-diagnosed, ya!). Kita pasti pernah berada di titik terendah, merasa sendirian tidak ada yang menopang. Namun, jangan pernah berpikir bahwa ini adalah lubang terdalam yang tidak ada celah apapun untuk keluar. Kita sendirilah yang menentukan apakah ingin terus larut dalam pikiran negatif atau bangkit mencari jalan keluar menuju sinar yang membawa kebahagiaan. 




    

11 Jul 2024

Kita usahakan kembali

0 komentar

Apa yang menjadi takdirmu, akan kembali menjadi milikmu meski harus menunggu atau harus mencoba beberapa kali dahulu. 

Kemarin, aku memutuskan untuk bergerak maju setelah perbincangan singkat dengan Teman Hidupku di kolam ikan dekat gedung kantornya. Sebelumnya, kami sempat bertengkar kecil karena penyemprot kacamata hahah lucu sekali kalo diingat-ingat mendebatkan masalah sepele seperti itu. Siapa lagi biang penyebabnya kalo bukan aku? Perbincangan singkat itu, membawaku pada putusan bahwa aku akan beranjak maju, tidak mau berdiri diam menjadi sosok diriku yang masih sulit untuk mengontrol diri dan juga emosi. Sepertinya itu penyebabnya kenapa aku masih merasa umur 17an hahaha. Kalian tau, aku itu tipikal orang yang cukup susah untuk mengontrol diri, seolah aku dikendalikan oleh orang lain di tubuhku ini. Padahal, itu hanya imajinasiku saja. Aku benar-benar tahu dan paham mana yang benar, buruk atau tidak tepat. Tapi kadang, kalo sudah berdebat, aku hanya ingin menang tanpa tahu apakah caraku itu benar atau tepat. Ga cuma itu, aku itu overthingking parah. Siapa sahabatku yang paling tahu itu? Ya Nuzlah! Aku selalu bercerita tentang apa yang aku pikirkan ke dia karena aku merasa setelah bercerita, pikiranku menjadi sedikit rileks. Aku juga orangnya khawatiran dan cemas parah. Semua hal yang terjadi di hidupku, aku selalu memikirkan kemungkinan buruk yang akan terjadi. Aku anggap itu sebagai upaya aku untuk meminimalisir hal buruk terjadi. Padahal hidup harusnya go on aja, tidak usah pusing-pusing mikirin hal-hal di luar kendali kita. Tapi itulah aku. Banyak sekali hal-hal yang harus aku ubahkan ? Kira-kira aku harus mulai dari mana ya? Kalo kalian, bagaimana cara agar fokus ke diri sendiri? Dengan tidak mengikuti hal yang viral apakah manjur? atau dengan menjadi orang tambeng serta cuek biar tidak terlalu banyak ikut campur urusan orang? atau seperti apa?

Aku ingin sekali catatan kecil ini menjadi pengingatku bahwa aku benar-benar ingin menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Aku tahu kesalahanku di masa lalu sangatlah banyak, tapi aku ingin berubah. Aku meminta maaf kepada semua orang yang pernah aku sakitin di masa lalu. 

Pada akhirnya, di akhir perbincangan itu, kami memutuskan untuk benar-benar mengusahakan kembali.. dan semoga kami bisa tetap teguh untuk mengusahakannya. Kami akan menjemputmu, Nak.. tunggu Ayah dan Ibu yah.

4 Jan 2024

Hai Kids,

0 komentar

Hai Kids, 

Ini Ibumu. Terima kasih ya sudah hadir di tengah-tengah ayah dan ibu. Ayah dan Ibu ingin sekali ketemu kamu, Nak. Tapi, mungkin, Allah swt punya rencana lain agar kita bisa bertemu di waktu yang tepat (insya allah segera setelah tulisan ini dibuat). Ibu sangat bahagia kamu ada bersama kami. Pertama kali kamu hadir di dunia, itu adalah hari yang paling bahagia yang pernah Ayah dan Ibu rasakan. Ketika Ayah dan Ibu sudah berada di titik untuk memasrahkan semuanya, Allah swt mengabulkan doa kami. dan kamu adalah jawaban dari doa ayah dan ibu.


Nak, Maaf ya kalo Ibu cerewet, semua itu karena ibu perhatian dan sayang banget sama kamu. Ayah aja kadang pusing dengerin ocehan Ibu hehehh. Tapi percayalah nak, ayah dan ibu akan berusaha menjadi orang tua yang terbaik buat kamu. Ayah dan Ibu akan mengusahakan segalanya untukmu. Kalo kamu ada masalah di sekolah atau pun kamu merasa sedih, capek, pokoknya semuaaaanya, kamu cerita ya nak. Ayah dan Ibu pasti ngedengerin kamu. Apalagi ayah tuh, dia ahli pemecah masalah hehe. Makanya, Ayah dan Ibu akan sedih kalo kamu lebih nyaman bercerita dengan teman-temanmu. Nak, kamu jangan takut ya untuk ajak ayah dan ibu diskusi. Insya Allah ayah dan ibu terbuka untuk kamu ajak berdiskusi. Ayah dan Ibu ga akan menekan kamu atau pun menutut kamu mengikuti apa yang menjadi keinginan Ayah dan Ibu. Ayah dan Ibu akan hadir untuk menambah perspektif kamu hingga akhirnya kamu bisa membuat keputusan sendiri. Ayah dan Ibu akan senantiasa menggandeng tanganmu nak. Bukan karena kami selalu menganggapmu anak kecil, tapi kami ingin selalu membersamaimu dalam setiap perjalanan hidupmu, boleh kan ya Nak? 


Nantinya, Ayah dan Ibu akan menua. Ayah dan Ibu mungkin tidak akan sekuat tenaganya saat mengasuhmu atau menemanimu ketika wisuda. Ayah dan Ibu akan banyak minta maaf karena mungkin akan merepotkanmu ketika tua nanti. Ayah dan Ibu tidak menyuruhmu untuk mengasuh kami sebagai tanda balas jasa. Hanya saja, Ayah dan Ibu akan banyak meminta tolong karena kemampuan kami yang menurun dan menua. 


Nak, hiduplah dengan bahagia bersama orang yang kamu cintai. Tapi jangan lupakan Akhiratmu yah. Ayah dan Ibu akan selalu mencintai dan menyayangimu.


Peluk hangat,

Ayah Pandu dan Ibu Agustine.