Penulis : Kim Haenam & Park Jongseok
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Halaman : 287 Halaman
ISBN : 978 - 602 - 06 - 5105- 7
Kategori : Self Improvement (Psikologi)
Pernahkah, saat kecil, kamu ingin segera tumbuh dewasa dan merasa menjadi dewasa adalah sebuah pencapaian karena kamu bisa bebas mengambil keputusan dalam hidupmu? Misalnya, punya penghasilan sendiri, hidup mandiri, bahkan bisa menikah dengan pasangan yang kamu cintai... kedengarannya terasa menyenangkan, ya? Tapi, ternyata menjadi dewasa tidak semudah itu.
Bertambahnya usia mengartikan bahwa bertambahnya pula tanggung jawab yang kita pegang. Keadaan transisi remaja menuju dewasa setiap orang pasti berbeda. Bahkan, ada pula sejak kecil, seorang anak harus mendewasakan diri karena keadaan. Hingga pada satu titik, jiwa tersebut sudah tidak mampu lagi menopang permasalahan yang sejatinya tidak harus ia hadapi saat itu. Tidak luput dari pandang, trauma pun turut menjadi bagian dalam lelahnya jiwa dan mental seseorang.
Sejalan dengan itu, Kim Haenam dan Park Jongseok juga menyoroti perihal kesehatan mental dengan menciptakan karya berupa buku dengan judul "Kupikir Segalanya Beres Saat Aku Dewasa." Buku ini pertama kali terbit pada Juni 2019 dan kemudian diterjemahkan pertama kali dalam Bahasa Indonesia pada Maret 2021. Kim Haenam yang merupakan pakar psikoanalisis dan Park Jongseok sebagai pakar psikiater menulis banyak hal yang saat ini menjadi keresahan anak muda yaitu Kesehatan mental.
Dalam buku ini, kita akan disuguhkan mengenai berbagai jenis kesehatan mental yang seringkali dirasakan atau ditemukan tapi kita tidak menyadarinya. Berikut ini beberapa jenis kesehatan mental yang menarik perhatian penulis sebagai berikut.
Depresi
Ada satu kalimat yang sangat membuat pembaca selalu teringat. Depresi bukanlah lubang tapi sebuah terowongan yang memiliki sinar terang di ujung jalannya. Seberapapun masalah atau beban yang kamu hadapi, tetaplah semangat dan jangan putus asa, karena suatu hari nanti kamu akan mencapai akhir dari terowongan tersebut dan keluar dari sana.
Obsessive Compulsive Disorder
Pada salah satu bab dalam buku ini juga membahas tentang bagaimana seseorang memiliki obsesi untuk menjadi perfeksionis, misalnya, melihat barang yang tidak tersusun sesuai letaknya, mereka akan sigap menatap ulang barang tersebut. Tidak hanya itu, mengecek ulang pintu, gas, kunci atau segala sesuatu yang berkaitan dengan keamanan secara berulang merupakan ciri dari orang yang memiliki OCD. Sebenarnya, mereka yang memiliki OCD mengetahui kegiatan berulang yang mereka lakukan tersebut. Namun, tetap saja mereka melakukan hal tersebut untuk menghilangkan keresahan atas ketidakpastian yang mungkin terjadi. Tapi bukankah itu sungguh melelahkan? Di buku ini kita tidak hanya mengetahui ciri-ciri atau gejala yang dimiliki oleh orang OCD tetapi juga kita akan mengetahui bagaimana cara untuk perawatan atau penyembuhan kondisi tersebut.
Feeling Control
Perasaan itu memiliki sifat yang menular dan menyebar. Di buku ini, kita diajarkan bagaimana agar kita tidak larut dalam perasaan buruk dan negatif. Fokus pada perasaan diri sendiri dan memahami perasaan orang lain akan meminimalisir untuk menyakiti dan melukai diri sendiri serta orang lain.
Working mom's Distress
Kita sering mendengar bahwa pria yang kariernya bagus disebut sebagai pria yang keren dan bertanggung jawab. Lalu, bagaimana dengan wanita yang bekerja sekaligus sebagai ibu rumah tangga. Apakah sering kita mendengar julukkan keren tersebut kepada mereka? Dilema sebagai seorang wanita harus menyeimbangkan antara karier dan keluarganya terutama mengasuh anaknya juga dibahas dalam buku ini. Kita akan mendapatkan sudut pandang yang berbeda dari Kim Haenam dan Park Jongseok tentang bagaimana seorang wanita bekerja agar tetap berkarier dan merawat anaknya dengan baik.
Anxiety Disorder
Dalam buku ini, kecemasan dan kekhawatiran kita diterima dan tidak dianggap sebagai suatu hal yang amat negatif. Namun, bagaimana cara kita menghadapi kecemasan yang akan menentukan apakah itu normal atau menjadi sebuah penyakit. Kecemasan yang dirasakan dan dimiliki oleh penderita terjadi karena mereka terlalu banyak membayangkan kejadian buruk yang mungkin akan terjadi. Lewat buku ini, kita tidak hanya diajarkan untuk menenangkan diri sendiri apabila mengalami kecemasan akut, tapi juga membantu orang terdekat yang sedang mengalami kondisi tersebut.
Kelebihan atau Keunggulan Buku
Sebagai buku psikologi yang mengangkat tema Self Improvement, buku ini sangat banyak membahas terkait isu kesehatan mental. Pada setiap babnya menceritakan dengan amat detail bagaimana suatu kondisi kesehatan itu terjadi dan cara untuk mengobati atau merawatnya agar tidak terulang kembali. Buku dengan tebal 287 halaman ini juga disisipkan dialog antara penulis dengan editor, sehingga ketika kita membacanya, kita seakan melihat seseorang sedang berkonsultasi ke psikiater atau psikolog. Selain itu, di setiap bab juga diberikan cerita pemanis atau contoh kasus dari pengalaman seseorang.
Kekurangan Buku
Buku ini memiliki pendekatan yang berbeda dalam mendeskripsikan isu kesehatan mental, sehingga berdampak pada penggunaan bahasa yang cukup kaku (mungkin karena buku ini terjemahan dari bahasa korea). Dialog antara penulis dan editor sebenarnya merupakan suatu hal yang baru dan unik - bagi saya-. Namun, kadang, terdapat beberapa dialog yang membuatnya kurang natural sehingga hanya dimengerti oleh penulis dan editor.
Akhir atau penutup
Terlepas dari kelebihan dan kekurangan yang dimiliki, buku ini layak dan sangat direkomendasikan untuk jadi bahan bacaan apalagi untuk kita yang ingin lebih tau secara mendalam terkait kondisi mental diri sendiri (tapi jangana sampai self-diagnosed, ya!). Kita pasti pernah berada di titik terendah, merasa sendirian tidak ada yang menopang. Namun, jangan pernah berpikir bahwa ini adalah lubang terdalam yang tidak ada celah apapun untuk keluar. Kita sendirilah yang menentukan apakah ingin terus larut dalam pikiran negatif atau bangkit mencari jalan keluar menuju sinar yang membawa kebahagiaan.